Tanda-Tanda Sombong —By Habib Ali Al-Jufri
Dokumentasi Pribadi — Terjemahan ceramah Habib Ali Al-Jufri
Habib… ada pertanyaan, apakah tanda-tanda nyata kesombongan ?
Merasa Diri Lebih Baik Daripada Orang Lain
Diantara tanda kesombongan yaitu seseorang merasa dirinya lebih baik daripada orang lain. Jika ia meyakini bahwa dirinya lebih baik dari orang lain pada satu sisi maka itu akan hilang dengan perasaan bahwa yang memberikan kelebihan itu adalah Alloh dan bukan dari dirinya sendiri dan kelebihan tersebut akan dipertanyakan pada hari kiamat.
Dengan apa kita menyombongkan diri? Dengan perkara duniawi? Berarti dia sangat bodoh.
Menyombongkan perkara duniawi?
“Jika dunia bernilai disisi Alloh setara dengan sayap nyamuk maka orang-orang kafir tidak akan mendapatkan air meski hanya satu teguk.”
Alloh melaknatnya namun kau merasa sombong karena memilikinya dan merasa lebih baik daripada orang lain karena diberikan perkara yang dilaknat? Itu merupakan kebodohan yang sangat.
Adapun menyombongkan urusan agama maka itu menunjukkan bahwa ia belum mendapatkan hakikat dari hal tersebut namun yang ia dapatkan hanyalah gambaran dari hal itu. Jika ia benar-benar meraih hakikat agama maka itu akan membuatnya semakin tawadhu’ dan rendah diri.
Rasullullah adalah orang yang paling tawadhu’ kepada Alloh. Bahkan pada puncak kemenangan ketika manaklukkan kota Mekkah dan setelahnya masuk untuk melakukan haji maka beliau masuk dengan kepala tertunduk;
Perawi mengatakan hingga kepala beliau hampir mengenai tali kekang tunggangannya, dan dibawahnya beralaskan dua helai beludru yang harganya tidak sampai 4 dirham. Beliau masuk dengan kepala menunduk karena menjaga adab dengan Alloh.
Lantas apa yang membuatmu merasa lebih baik daripada orang lain? Merasa lebih baik merupakan tanda kesombongan.
Berat Menerima Nasehat
Tanda kedua adalah ketika kamu berat ketika menerima nasehat. Kamu tidak terima jika disalahkan oleh orang lain. Ini adalah tanda tertutup dari kebenaran, itulah salah satu tanda kesombongan.
Ketika sayyidina Umar berkhutbah dan memerintahkan sesuatu, bangun seorang wanita dan berkata, “Wahai amirul mu’minin; Hal itu berbeda dengan kebenaran!”
Umar bertanya, “Bagaimana?”
“Wanita itu berdalil dengan sebagian ayat.”
Sayyidina Umar terdiam dan berkata, “Wanita ini benar sedangkan Umar salah.”
Beliau menerima perkataan wanita itu.
Seorang khalifah pemimpin negara amirul mu’minin, diatas mimbar dan berada dihadapan banyak orang lalu bangun seorang wanita dari kalangan rakyat biasa;
“Kamu salah wahai Umar, yang benar begini!”
“Ia merenung dan menyadari bahwa pekataan itu benar dan berkata, “Wanita ini benar sedangkan Umar salah.” Habis perkara.
Ada yang berkata padanya, “Saya takkan patuh kepadamu wahai Umar!”
Ketika ia sedang berkhutbah pada suatu hari.
Umar berbanya, “Mengapa wahai hamba Alloh?
Orang itu menjawab, “Ketika ada pembagian harta rampasan perang berupa pakaian bagian anda adalah sepotong pakaian yang tidak cukup untuk menyambung pakaian-mu sampai kebawah.
Sayyidina Umar dan Hamzah termasuk orang yang sangat tinggi tubuhnya. Orang jangkung dikalangan arab yaitu orang yang ketika menunggang kuda kakinya menapak di tanah karena sedemikan tingginya. Sayyidina Umar dan Hamzah termasuk orang yang jangkung.
Lelaki ini berkata, “Potongan pakaian rampasan perang yang jadi bagian anda tidak cukup untuk menutupi bagian bawah anda. Darimana anda mendapatkan potongan yang lain? Mencuri? Saya takkan patuh kepadamu wahai Umar!!”
Sayyidina Umar berkata “Bangunlah wahai Abdullah bin Umar, darimana kamu meberikan potongan pakaian kedua?”
Abdullah bin Umar bangun dan berkata “Wahai segenap kaum muslimin ketika saya melihat pakaian ayah saya tidak cukup menutupi maka saya memberikan pakaian bagian saya dan akau menjahitnya ke pakaian ayah saya dan itulah yang kini kalian lihat”
Sayyidina Umar lalu bertanya pada orang itu, “Bagaimana pandangamu?”
Orang itu menjawab, “Kini saya akan patuh kepada anda”. Habis perkara.
Maka cara menangkal kesombongan yaitu seseorang tidak boleh menolah ketika dinasehati.
Merasa Berat Ketika Orang Lain dipuji
Ciri ketiga yaitu merasa berat ketika orang lain dipuji, terutama jika orang itu dan dirinya bekerja dalam satu bidang.
Orang ini sempurna dengan perdagangannya, yang ini dengan kedokteran, atau dengan produksinya dan lain sebagainya, jika orang yang memiliki bidang sama dengannya mendapatkan pujian namun ia tidak merasa berat.
Jika merasa berat maka di dalam hatinya ada kesombongan yang menyebabkan iri hati.
Renungkanlah makna ini!
Dan saya tambahkan yaitu terus menerus menghayati penghambaan kepada Alloh dan merunduk kepada Alloh, serta merenungkan asal penciptaan kita maka inilah obat dari kesombongan yaitu merenungkan asal penciptaan manusia yaitu dari air mani yang hina, dari debu!!
Imam Ali ibn Abi Thalib berkata :
Aku heran dengan orang yang sombong padahal ia lemah, dapat terbunuh karena tersedak, dapat menjadi bau karena keringat, dan menjadi terganggu oleh serangga kecil.
Jika serangga kecil masuk ke bajunya maka ia tak dapat tidur. Lalu apa yang ingin dia sombongkan?
Suatu ketika seorang raja hendak melewati suatu jalan dan sebagian pengawalnya meminggirkan orang-orang untuk membuka jalan . Kemudian ada seseorang lelaki tua yang saleh, ia sudah mencapai setengah jalan atau lebih sehingga sulit baginya untuk kembali demi membuka jalan dan jalan dihadapannya masih panjang.
Para pengawal berkata, “Tolong beri jalan, raja ingin lewat!”. Lelaki tua itu menjawab, “Jalanan masih cukup untuk saya dan dia”.
Para pengawal merasa enggan mengusik lelaki saleh ini. Lalu mereka mengabarkan raja itu, Raja menyapa orang itu dan memberikan salam.
Raja bertanya, “Menagapa kamu tidak ingin membuka jalan setelah diperintah?”
Orang tua itu menajawab, “Jalan ini cukup luas untuk kita berdua, maka lewatlah dengan keberkahan Alloh!”
“Anda tidak kenal siapa saya?” Ia ingin mengingatkan bahwa ia adalah seorang penguasa.
“Saya sangat mengenalmu! Bukankah kamu yang berasal dari mani yang hina? dan kamu akan berakhir sebagai bangkai yang menjijikkan? dan diantara keduanya kamu membawa kotoran? Saya sangat mengenal kamu melebihi orangtuamu sendiri!! Bukankah kamu yang berasal dari mani yang hina, akan berakhir sebagai mayat yang dijauhi semua orang, dan diantara keduanya kamu membawa kotoran di dalam perutmu.”
Penguasa itu merasa malu karena Alloh menghendaki kebaikan baginya, ia menunduk dan berkata, “Kamu benar”
Dan mereka melalui jalannya masing-masing.
Semoga Alloh membersihkan hati kita dari kesombongan dan menganugrahkan kita kesempurnaan istiqamah, sungguh hanya Alloh yang mampu mengabulkannya.