Cryptocurrency Aset Masa Depan Untuk Generasi Selanjutnya Bukan Untuk Generasi Sekarang

Danang Priabada
3 min readMar 27, 2021

--

Saving are not enough. sering denger nasehat itu ? Banyak orang yang suka uang tapi tidak dengan keungan, Bisa dibilang sistem ekonomi saat ini banyak vurnarable nya dan ringkih (bukan hanya di indonesia tapi dunia). Dimana siklus krisis semakin pendek dan sering.

Pernah denger ungkapan “Kerja capek-capek, larinya cuma buat bayar utang negara”. Syukurlah klo tidak pernah dengar ...

Kondisi saat ini, Bursa saham sudah terlalu over value, pemerintah Amerika cetak uang terus menerus (QE) kagak ngotak, negara-negara punya utang yang besar, di tambah lagi sektor riil melambat karena corona.

Yang bikin miris adalah, saat krisis orang-orang akan menjual aset-aset nya (emas, saham, properti dll) untuk dijadikan uang fiat, karena mereka juga butuh makan, butuh biaya hidup dll.

Kenapa di tukar dengan uang fiat ?

Karena tidak ada pilihan lain, untuk membayar sesuatu harus pake uang fiat. Apa yang terjadi jika dijual secara serentak? Harga aset akan jatuh, Anda akan semakin rugi. Jika saja ada pilihan lain membayar tanpa menggunakan uang fiat, krisis saat ini mungkin saja berbeda.

Misalkan Saja yak, anda tidak perlu menjual saham ke uang fiat untuk membayar makan. Bayar saja dengan saham tetapi sepertinya dengan cara berpikir Anda saat ini “enggak mungkin” membayar sesuatu menggunakan aset misalnya properti, emas, saham dll.

Coba berfikir sedikit inovatif, bisa bayar pake aset, asetnya bisa dibikin pecahan misalnya, 0,00000001, transaksinya secara digital sehingga cepat, kapan saja bisa ditukar dengan uang fiat, tidak perlu jual aset yang mengakibatkan nilai asetnya jatuh.

Paypal, Visa dan Mastercard sudah bersiap dengan “Metode Pembayaran Baru” ini.

Crypto sudah menerapkan pendakatan seperti itu, 1 Satoshi = 0,00000001 ฿, pada awal saya berkenalan dengan crypto, agak sedikit ragu, “Anda hanya perlu satu detik untuk bilang crypto itu halal/haram karena ketidak tahuan, tp butuh waktu yang cukup lama untuk meyakinkan bahwa Crypto adalah harapan”.

Cryptocurrency adalah aset masa depan untuk generasi selanjutnya bukan untuk generasi sekarang.

Orang kelahiran tahun 1800–1900an akan menganggap konyol ide uang fiat/uang kertas. Mereka lebih menghargai uang yg di-backing emas (Gold Standard). Pertanyaan yang muncul, Masa kertas bergambar bisa ada nilainya? Mana emasnya?

Tapi generasi yang dari kecil sudah pegang uang fiat, mereka sudah “Take In Granted” (Terima apa adanya) : tidak pernah mau tahu sejarahnya, tidak pernah mau belajar cara kerjanya, tidak mau berusaha mengubah juga. Pokoknya terima saja dan itu pasti benar.

Pada “otak” mereka lebih “masuk akal” uang kertas dibandingkan uang yg dibacking emas yg dipercayai generasi sebelumnya apalagi dengan cryptocurrency. Muncul lagi pertanyaan, Nanti kalau emasnya habis gimana? Wujud fisik Crypto apaan?

Generasi kelahiran 2000 ke atas dari bayi sudah melihat smartphone, sudah tahu belanja online, nontonnya Youtube, sudah mengenal smarthome (Alexa). sangat serba digital alias digital native.

Generasi ini akan melihat aset digital lebih berharga dibandingkan aset analog.

Cryptocurrency nilainya akan semakin tinggi digenerasi mendatang, bukan di generasi Anda.

Jadi bisa di simpulkan Cryptocurrency membawa pandangan baru bernama “Decentralized” untuk menjadi alternatif dari “Centralized”.

1. Uang Fiat “Centralized” dikuasai bank sentral, masyarakat menggaji orang-orang di bank sentral. Bitcoin mendemokratisasi uang, tidak perlu ada bank sentral, fee transfer antar rekening diberikan kepada miner, semua orang bisa jadi miner

2. Demokratisasi Venture Capital. Selama ini VC dikuasai capitalist. Sekarang siapapun dgn modal yg minim misal uang Rp 10.000 bisa ikut invest jadi VC melalui IDO (Initial Dex Offering)

3. Kedepan akan ada “Decentralized Ojek Online”. Selama ini ojek online dikuasai perusahaan besar, nantinya: 1) Transaksi driver dgn penumpang tidak dikuasai perusahaan besar, semua terikat dgn Smart Contract. 2) Driver dan penumpang bisa menentukan/voting terhadap kebijakan perusahaan ojek online misal masalah tarif (driver adalah pemilik, penumpang adalah pemilik). 3) Server tidak dikuasai perusahaan besar tapi decentralized, semua orang bisa berpartisipasi menjadikan komputer atau laptopnya jadi server untuk menvalidasi transaksi driver dan penumpang, sebagai insentif fee potongan driver akan diberikan kepada Validator.

Anda duduk manis saja tidak usah mikir masa depan, nanti capek. Kalau saya bahas jauh lebih detail, enak sekali Anda jadi tambah pintar …

--

--

Danang Priabada
Danang Priabada

Written by Danang Priabada

Red Hat and IBM Product Specialist | JPN : プリアバダ ダナン | CHN : 逹男 | linktr.ee/danangpriabada

No responses yet