Alasan kenapa kita cenderung suka terhadap apa yang tampak sederhana

Danang Priabada
2 min readDec 4, 2022

--

Less-is-better effect menggambarkan situasi di mana kita cenderung mengambil pilihan yang terlihat lebih kecil dengan asumsi lebih hemat. Jika diberikan perbandingan antara dua alternatif dimana salah satu nya terkesan punya nilai lebih kecil atau lebih sedikit secara kuantitas, maka itulah yang dipilih. (Less is not more, more is more) (Kamu pikir sudah berhemat, ternyata sama saja).

Persepsi kita tentang sesuatu sangat dipengaruhi oleh konteks pengalaman dan cara pandang kita terhadap lingkungan sekitar. Semakin sedikit refrensi, maka semakin sedikit kita punya komparasi akan suatu hal.

Manusia biasa menentukan kriteria dengan mengidentifikasi tujuan yang ingin dicapai dan menentukan kualifikasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Manusia juga biasa menggunakan kriteria yang telah ditentukan oleh organisasi atau industri tertentu.

Penelitian tentang efek Less-is-better diinisialisasi oleh Christopher Hsee dari Universitu of Chicago.

Riset Terkait : Hsee, Christoper K. 1998. Less is Better: When Low-Value Options are Valued More Highly than High-Value Options. Journal of Behavioral Decision Making, Vol. 11.

Implementasi :

Dalam dunia marketing. Less-is-Better mempengaruhi keinginan kita untuk mengeluarkan uang/membayar. Kadang malah kita membayar lebih untuk sesuatu yang sebenarnya berkualitas rendah.

Kita seringkali terdorong mengeluarkan uang untuk hal yang sebenarnya bisa kita hemat. Juga bisa jadi membuat kita menilai sesuatu lebih rendah hanya karena kita menganggapnya begitu, meskipun sebenarnya tidak.

Salah satu penyebab hal itu terjadi adalah kurang nya Informasi, seperti yang di sampaikan George Akerlof, dalam karya seminal nya, “Market For Lemons: Quality uncertainty and the market mechanism”. Dimana Arkelof mengingatkan bahwa Pasar tak selamanya efisien, karena informasi tidak merata persebaran nya.

Hasil studi yang di lakukan George Akerlof menunjukkan bahwa ketika kualitas produk tidak diketahui, orang cenderung memilih produk yang lebih murah. Ini menunjukkan bahwa efek Less-is-better dapat berlaku dalam situasi di mana kualitas produk tidak diketahui. (Best value is not best quality)

--

--

Danang Priabada
Danang Priabada

Written by Danang Priabada

Red Hat and IBM Product Specialist | JPN : プリアバダ ダナン | CHN : 逹男 | linktr.ee/danangpriabada

No responses yet